Senin, 06 Agustus 2012

The Gladiator Arena

Crazy Birds “The Gladiator” Arena

Puzzle Arena keren yang dapat disusun menjadi arena bermain Crazy Birds
Hayo dapatkan segera Crazy Birds The Gladiator Arena sebagia pelengkap permainan Crazy Birds kamu. . .!!

• Harga Per Arena Rp. 20.000,- (Harga Belum Termasuk Ongkos Kirim)

MAINAN CRAZY BIRD

Permainan “Crazy Birds”

Kini kamu dapat koleksi mainan terbaru yang bisa di adu dengan teman-temanmu. Buktikan siapa jagoannya dalam permainan Crazy Birds.

• Harga Per Box Rp. 30.000,- (1 Box = 30 Pcs)
• Harga Per Karton Rp. 480.000,- (1 Karton = 20 Box)
(Harga Belum Termasuk Ongkos Kirim)

Sejarah Crazy Birds

Tahun 2250 bumi sepenuhnya dihuni spesies burung yang dapat berbicara, berpikir dan bertingkah laku seperti manusia. Tidak ada yang tahu sejak kapan manusia menghilang dari muka bumi. Spesies burung-burung cerdas yang memiliki teknologi canggih itu percaya merekalah penghuni pertama di bumi dan satu-satunya.
Di Kota Menara Emas yang sangat padat tinggalah Chickie bersama keluarganya. Chickie burung yang sangat biasa dan pemalu. Di sekolahnya ia hanya punya satu sahabat bernama Minky. Berbeda dengan dirinya, Minky sangat pintar bergaul dan selalu terlihat bersemangat. Ia juga sangat baik sampai mau berteman dengan burung yang dimusuhi Geng Elvis-penguasa di sekolah- pada hari pertamanya bersekolah.
Geng Elvis terdiri dari Elvis sebagai ketua, Naughty, Hendrick, Stickman, dan Sanji. Mereka berlima selalu menindas Chickie di sekolah ataupun di luar sekolah. Minky yang selalu membela Chickie juga tidak lolos dari gangguan mereka. Mungkin karena itu juga Chickie tidak mempunyai teman disekolahnya. Semua burung-burung di sekolahnya terlalu takut mengajaknya bicara bahkan hanya berada di dekatnya dalam jarak beberapa senti. Mereka takut menjadi target Geng Elvis selanjutnya.
Sampai suatu hari datang murid pindahan baru bernama Pirate yang sangat kuat. Hanya seorang diri, Pirate dapat merobohkan Geng Elvis. Walaupun kuat Pirate memiliki sifat yang ramah sekaligus cerewet. Ia senang membicarakan tentang makhluk asing dan betapa kuatnya mereka. Pirate menduga mungkin nenek moyangnya berasal dari planet lain karena itu ia terlahir sangat kuat. Hanya Chickie dan Minky yang menggangap cerita Pirate keren. Mereka bertiga pun menjadi teman baik dan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama. Sejak berteman dengan Pirate, Geng Elvis tidak berani menindas Chickie dan Minky secara terang-terangan lagi.


Ketika dalam perjalanan pulang sekolah, Chickie, Minky, dan Pirate mendengar suara orang berkelahi. Pirate langsung menghampiri asal suara itu. Rupanya Geng Elvis sedang menindas burung lain.
“Itu Edward!” seru Minky. Edward adalah murid paling pintar di sekolah mereka. Nilai-nilainya selalu berada di peringkat pertama dari semua murid. Tapi ia bukan murid populer jadi tidak banyak yang mengenal wajahnya.
Ketika melihat Pirate, Geng Elvis dengan segan pergi meninggalkan Edward seraya mengancam Pirate. “Aku pasti akan membalas perbuatanmu, Pirate. Lihat saja nanti.” kata Elvis berang.
Setelah Geng Elvis pergi, Chickie, Minky, dan Pirate menghampiri Edward yang terduduk lemas bersandar pada tembok. Isi tasnya berhamburan di jalan.
“Kau tidak apa-apa?” tanya Minky seraya memegang pundak Edward.
Dengan kasar Edward menampik sayap Minky. “Jangan sentuh aku! Ini semua gara-gara kalian.” Chickie, Minky dan Pirate memandang Edward tidak mengerti. “Karena tidak bisa menindas kalian, mereka menjadikanku penggantinya.”
Chickie dan Minky saling berpandangan. Ekspresi mereka menyiratkan perasaan bersalah. Pirate cepat-cepat menghibur Edward. Ia menawarkan Edward untuk bergabung dengan kelompok mereka agar Geng Elvis tidak berani mengganggunya lagi. Tapi dengan angkuh Edward menolak.
“Apa ini?” tanya Chickie seraya memperhatikan judul-judul buku yang berserakan di dekat kakinya. Semua judul-judul di buku itu berkaitan dengan alien atau makhluk asing.
“Waahh jadi kau juga tertarik dengan makhluk asing?!” seru Pirate bersemangat. Wajah Edward memerah malu. Ia menubruk Chickie hingga jatuh dan cepat-cepat membereskan buku-bukunya.
“Lihat bukan aku saja yang percaya mereka ada.” kata Pirate lagi dengan mengebu-gebu.
Edward tiba-tiba menghentikan sayapnya di udara dan menoleh ke arah Pirate. “Kau juga percaya?” Setelah mengetahui Pirate juga percaya pada makhluk asing, Edward menjadi lebih ramah pada Chickie dan kawan-kawan. Ia bahkan mengundang Chickie dan kawan-kawan ke rumahnya nanti malam untuk melihat hasil penelitiannya selama ini terhadap makhluk asing.
Jam delapan malam, Chickie dan Minky tiba terlebih dahulu di Rumah Edward yang besar. Pirate menyusul kemudian bersama teman baiknya yang bernama Robin. Setelah Pirate memperkenalkan Robin pada yang lain, Edward membawa mereka berempat ke kamarnya. Chickie dan kawan-kawan dibuat terkagum-kagum dengan isi kamar Edward. Di balik Lemari besar yang menempel di dinding terdapat laboratorium rahasia Edward. Dengan bangga Edward menjelaskan satu-persatu barang penemuannya di dalam laboratorium. Salah satunya detektor makhluk asing. Detektor ini tidak hanya dapat medeteksi makhluk asing yang mendekati bumi tetapi juga dapat digunakan sebagai alat perekam gambar dan suara. Bentuknya kecil dan dapat dibawa kemana-mana. Ketika semua mata terpana mendengar penjelasan Edward, tiba-tiba terdengar suara bip bip dari detektor. Garis-garis merah berlomba-lomba naik turun dilayarnya.
Mata Edward membelalak lebar. Secepat kilat ia langsung berlari ke sudut ruangan dan menekan tombol merah yang tersembunyi di balik meja. Sebuah pintu tingkap menjeblak dari langit-langit laboratorium. Edward bergegas terbang keatas disusul Chickie dan kawan-kawan dengan tampang bingung. Chickie dan lainnya mengeluarkan suara, “wah!” Berkali-kali ketika sampai di ruangan rahasia Edward lainnya. Jika di bawah seperti laboratorium bawah tanah yang tersembunyi maka di atas seperti planetarium yang dibangun di tengah luar angkasa. Semua dinding dan atapnya terbuat dari kaca. Sejauh mata memandang hanya melihat langit malam yang ditaburi bintang-bintang. Atapnya yang berbentuk kubah membuka ketika Edward menekan tombol yang lain.
Edward menghampiri sebuah teropong bintang yang tingginya tiga kali dari tubuhnya. Dari teropong bintang itu ia melihat sebuah titik cahaya dari kejauhan datang mendekat menghampiri bumi.
“Ada yang datang!” seru Edward. Chickie dan kawan-kawan berebut ingin melihat apa yang dilihat Edward. Lalu tiba-tiba selintas cahaya membelah langit malam di depan Chickie dan kawan-kawan. Cepat-cepat Chickie dan yang lainnya keluar dari rumah mengejar cahaya tersebut.
“Cahaya itu menghilang di belakang sekolah kita.” teriak Chickie pada yang lain. Mereka mengepakkan sayap semakin cepat menuju sekolah. Ketika Chickie dan kawan-kawan mendekati gerbang sekolah terdengar suara keras disusul dengan cipratan air.
“Ada yang jatuh ke dalam danau.” kata Minky.
“Pasti benda yang sangat besar.” tambah Robin.
“Ini pasti akan menjadi penemuan besar dalam hidupku.” Edward terlihat sangat tegang sekaligus senang.
“Aku tidak sabar ingin melihat makhluk asing. Apa mereka mirip dengan kita? Ngomong-ngomong mereka ngerti bahasa kita tidak ya?” tanya Pirate bertubi-tubi.
“Bagaimana kalau mereka makhluk asing yang jahat dan menyeramkan.” tebak Chickie takut.
Bunyi bip bip semakin keras terdengar ketika mereka hanya tinggal 1 km lagi dari danau. Mereka berlima semakin tidak sabar ingin melihat apa yang jatuh di dalam danau. Ketika sampai di danau tidak ada yang dapat berkata-kata. Mereka semua membelalak dengan paruh mengangga melihat pesawat raksasa yang setengah bagian badannya masuk ke dalam tanah danau yang sudah mengering. Asap hitam mengepul tipis dari bagian lain pesawat. Dengan takut-takut Chickie dan kawan-kawan terbang mendekati pesawat itu. Ketika mereka sibuk mengamati tiba-tiba keluar tiga orang burung berpenampilan aneh. Ketiga burung itu langsung berhenti bertengkar ketika melihat mereka berlima. Pirate berusaha memecah kesunyian dengan menyapa mereka terlebih dahulu, seramah mungkin. Tapi tiba-tiba salah satu dari mereka mengacungkan sayapnya, mengalirkan aliran listrik kearah Pirate dan mengikatnya.
Chickie dan kawan-kawan berteriak memanggil Pirate yang sekarang ditarik mendekati ketiga burung itu. Robin menerjang ke depan, berusaha memutuskan aliran listrik dengan tubuhnya. Burung berwarna merah lainnya menarik pedang dari sarungnya dan menebas udara. Seketika itu juga tanah dibawah robin meledak. Cepat, Chickie langsung menabrak tubuh robin kesamping. Ledakan itu melukai sayap kanan Chickie. Minky dan Edward berdiri mematung di tempat. Tubuh mereka gemetaran dari kepala sampai ujung kaki.
Melihat Chickie yang terluka Pirate meronta-ronta marah. Sekuat tenaga ia berusaha melepaskan diri ingin menghajar ketiga makhluk asing itu. Tapi ikatan listrik di tubuhnya sama sekali tidak berkutik. Burung berwarna hitam yang berdiri di tengah mengulurkan sayapnya begitu Pirate sudah berada persis di depannya. Ekspresinya terlihat dingin dan tajam.
“Setts!!” Tiba-tiba sebuah tongkat melayang dari balik pepohonan, memutuskan aliran listrik. Dan Pirate jatuh berdebum keras di tanah sampai terguling-guling. Sebelum tubuhnya membentur dinding danau, sekelebat bayangan menarik bajunya, membawanya ke samping chickie yang terluka.
“Witchie.” kata burung hitam.
“Kita bertemu lagi, Cyborg.”
Seekor burung betina berwarna kuning terang berdiri dihadapan Chickie dan kawan-kawan. Rambut ungu panjangnya dihiasi topi kerucut. Wajahnya tidak seperti burung-burung di bumi. Apakah ia juga salah satu makhluk asing? Chickie memandanginya.
“Kebetulan sekali.” kata burung yang dipanggil Cyborg. “Aku datang ke bumi khusus untuk mencarimu. Serahkan kunci kristal padaku.
“Tidak semudah itu.”
Witchie melemparkan bom cahaya ke arah Cyborg dan kedua anak buahnya. Ketika cahaya menghilang, Witchie, Chickie dan kawan-kawan beserta tongkat Witchie sudah tidak ada.
Di sebuah gedung yang terbengkalai tampak Witchie sedang memarahi Chickie yang telah bertindak ceroboh mendekati benda asing. Seharusnya mereka di rumah pada jam-jam segini dan mengerjakan PR bukannya keluyuran menyelidiki pesawat asing. Edward yang tidak terima diperlakukan seperti burung kecil oleh burung yang baru dikenalnya, bertanya balik pada Witchie. Kenapa ia juga bisa berada disitu, bersembunyi diam-diam. Witchie tidak ingin membahasnya dan menyuruh mereka kembali ke rumah masing-masing. Tapi Pirate dan Edward tetap bersikeras tidak akan pergi sampai mereka tahu siapa Witchie dan hubungannya dengan ketiga makhluk asing itu. Sementara itu Robin lebih tertarik dengan kunci kristal yang diinginkan Cyborg.
Akhirnya Witchie menyerah melihat kekuatan tekad anak burung itu dan menceritakan sebuah rahasia besar bumi yang disimpannya rapat-rapat selama ini. Ceritanya dimulai dua ratus tahun yang lalu dimana makhluk bernama manusia hidup dan menguasai bumi. Dengan kepintaran manusia teknologi berkembang cepat dan semakin memudahkan hidup manusia. Tetapi disaat yang bersamaan manusia merusak bumi. Keadaan bumi sangat parah waktu itu. Tidak ada air bersih, banyak spesies hewan dan tumbuhan yang punah, penyakit-penyakit aneh dan mematikan semakin banyak bermunculan, serta iklim yang berubah-ubah secara drastis.
Seorang ilmuwan jenius bernama Evan yang sangat mencintai lingkungan, merasa geram dengan ulah manusia yang semakin egois dan matrealistis. Kemudian timbul ide gila di otaknya. Ia ingin menjadikan bumi seperti awal terbentuk, tanpa manusia, hanya ada tumbuhan dan binatang. Diam-diam tanpa sepengetahuan orang lain dia mulai menjalankan idenya. Ia merakit mesin yang dapat mengubah manusia menjadi hewan. Tapi di tengah penelitiannya, ia menemui kegagalan. Kemudian ia meminta dua jenius lainnya, Jennie dan Daniel untuk membantunya.
Pada Jennie dan Daniel, Evan menjelaskan ia ingin menciptakan sebuah alat yang dapat menciptakan hewan-hewan yang sudah punah. Tentunya hewan yang banyak berguna untuk manusia. Merasa tujuan Evan sangat mulia, Jennie dan Daniel bersedia membantunya. Ketika alat ciptaan mereka hampir selesai, Jennie mulai mencurigai ada yang salah dengan Evan dan penemuan mereka. Ketika rencana gila evan terbongkar Jeannie dan Daniel berusaha menghentikan Evan menguji coba penemuan mereka. Terjadi perkelahian sengit diantara ketiganya dan tanpa sengaja merusak alat yang menyebabkan kebocoran dalam bentuk radiasi. Dalam seminggu 40 persen manusia di bumi berubah menjadi burung dan sisanya menghilang.
Agar tidak terkena radiasi, Evan melarikan diri ke dalam pesawat yang sengaja disiapkannya sejak lama di dalam laboratorium. Sementara Jeannie dan Daniel terperangkap di dalam laboratorium. Ketika sadar mereka sudah mendapati diri mereka berubah menjadi burung yang jelek.
“Akulah Jennie.” Kata Witchie akhirnya.
***
Malam itu Chickie tidak dapat tidur. Begitupula dengan Minky, Pirate, Robin, dan Edward. Cerita asal-usul mereka terus terngiang-ngiang di kepala mereka. Belum lagi kemungkinan Cyborg akan meneruskan ambisinya, dan sekali lagi bumi dalam bahaya. Keesokan harinya-seperti yang sudah diduga Chickie dkk- Sekolah mereka ramai dengan para wartawan dan polisi.
“Penemuan Lubang Besar Di Danau Sekolah X” Begitulah Headline di Koran yang di baca Ayah Chickie pagi ini. Chickie dkk sepakat untuk mengadakan pertemuan di Rumah Edward sepulang sekolah. Walaupun Witchie menyuruh mereka untuk tidak ikut campur tapi mereka berlima tidak dapat mengabaikannya begitu saja. Ketika mereka sedang berdiskusi dan berkumpul, saluran tv menayangkan kekacauan di pusat kota. Cyborg dan kedua anak buahnya tampak berada disana.
Chickie dkk segera berangkat ke pusat kota. Sesampainya disana Witchie sudah muncul dan bertarung dengan kedua anak buah Cyborg. Witchie yang diserang terus menerus mulai kewalahan. Lalu tiba-tiba Cyborg ikut turun tangan. Di saat-saat kritis, Chickie dkk maju menolong. Berkat kerjasama mereka yang kompak, Witchie yang terluka berhasil mereka larikan. Namun Cyborg dan anak buahnya terus mengejar mereka.
Melihat keadaan yang terdesak, akhirnya Witchie memberikan masing-masing batu kristal pada Chickie dkk yang dapat merubah mereka menjadi Crazy Bird. Mereka akan memiliki kekuatan super sama seperti dirinya dan Cyborg. Dengan menjadi Crazy Bird mereka barulah dapat mengalahkan Cyborg dan anak buahnya. Setelah menggenggam batu itu kuat-kuat dan berkonsentrasi perlahan-lahan tubuh Chickie dkk berubah. Chickie yang pemalu berubah menjadi Super Sonic yang garang, Minky yang supel berubah menjadi Robo yang cool, Pirate yang ramah berubah menjadi Gatot yang galak, Edward yang cool berubah menjadi Piwie yang cerewet, dan Robin yang suka dengan warna-warna cerah berubah menjadi Snowy yang serba putih.
Terjadilah pertempuran yang sengit antara Crazy Bird dan Tim Cyborg. Pertempuran akhirnya dimenangkan oleh Crazy Birds sementara Tim Cyborg melarikan diri. Setelah pertempuran selesai Witchie meminta kembali batu-batu itu. Ternyata Kristal-kristal itu seperti pedang bermata dua. Jika terlalu lama dipegang dengan tangan terbuka atau berada dekat dengan batu itu dalam jangka waktu lama, pemakai batu tidak dapat kembali ke wujud semula. Batu ini memberi kekuatan dengan cara merubah seseorang menjadi sesuatu yang paling dibenci orang tersebut.
Sejak kejadian itu nama Crazy Bird mulai terkenal di Kota Menara Emas. Sementara itu Chickie dkk menjalani hari-hari damai dan membosankan seperti biasanya. Tapi diam-diam mereka terus memantau berita di TV dan koran, siapa tahu Cyborg mulai beraksi lagi. Dan Witchie, seperti biasa ia menghilang tanpa jejak setelah membuat mereka menjadi super hero sehari. Chickie, Minky, Pirate, Edward dan Robin berharap mereka dapat bertemu lagi dengan gadis itu dan mereka tahu itu tidak akan lama lagi.

Crazy Birds Story 2

Chickie selalu senang dengan yang namanya liburan musim panas. Itu artinya ujian semester telah berakhir dan murid-murid Sekolah X akan bersenang-senang. Musim panas tahun ini sekolah Chickie mengadakan kemping di alam liar. Chickie yang belum pernah mengikuti kemping sangat antusias. Pagi-pagi sekali ia sudah sibuk mengisi tas ransel merah kesayangannya. Tiba-tiba sesuatu yang hangat menyentuh tubuhnya. Ia tersentak dari kesibukannya. Dilihatnya Chimie, adiknya, berdiri di sampingnya dengan mata berbinar-binar.

"Kakak, susu." Chimie menarik-narik bulu kuning Chickie pelan.

"Kakak sedang sibuk, ambil saja sendiri." Chickie kembali menjejalkan barang-barang ke dalam tas ransel merahnya yang akan ia bawa kemping besok, mengacuhkan Chimie.

Chimie merengek dan akhirnya Chickie menyerah. Ia membawa Chimie ke dapur dan menuangkan segelas susu kedelai cokelat. Chimie mengambil gelas susunya dengan wajah berseri-seri. Sementara Chickie memandang adiknya dengan kesal. Dasar anak manja, pikir Chickie. Umur Chimie 8 tahun dan sebentar lagi ia akan naik kelas 2 junior tapi tingkah lakunya tetap tidak berubah: anak manja yang suka merengek dan mengadu. Jika Chickie tidak menuruti kemauan Chimie pasti ia akan langsung mengadu sambil menangis pada ibu atau ayahnya, kemudian tertawa di belakangnya ketika ia dimarahi.

Sambil menunggui Chimie menghabiskan susunya dengan cara mencipratkannya kemana-mana, Chickie menuang jus dan menekan remote TV. Ia langsung tersedak ketika pembawa berita pagi itu menyampaikan hilangnya sebuah Travel Plane X-20 keluaran terbaru Perusahaan Besar Staraway kemarin malam. “Tidak ada tanda-tanda kerusakkan di sekitar kejadian. Kamera CCTV pun gagal merekam pelaku. Menurut Asisten Direktur Staraway, Jango, Pengamanan di gedung Staraway berada di peringkat No 2 setelah Istana Presiden..." Gambar pembawa acara itu berganti dengan sebuah ruangan dimana Travel Plane X-20 berada sebelumnya.

****

Chickie masuk dengan tergesa-gesa ke dalam kamar Edward. Entah sejak kapan Kamar Edward menjadi markas Crazy Birds atau mantan Crazy Birds sekarang. Minky, Pirate, Robin dan Edward sudah menunggunya di sudut ruangan. Wajah mereka tampak lega melihat kehadiran Chickie. "Maaf, Chimie terus saja merengek ingin ikut denganku. Dia baru mau melepaskanku ketika aku berjanji memberikannya robot kesayanganku." Jelas Chickie dengan napas terengah-engah. Chickie duduk di bangku kosong disebelah Robin.

"Jika kau terlambat sepuluh menit lagi, kami akan menelepon pembasmi burung alien liar untuk menyelamatkanmu." Minky tertawa mengejek yang dibalas pandangan sebal oleh Chickie, Pirate, Robin, dan Edward. Minky yang menyadari kekesalan teman-temannya langsung berkata "Ayolah, siapapun bisa mencuri pesawat itu. Lagipula untuk apa burung alien itu hanya mencuri sebuah Travel Plane sementara ia punya pesawat luar angkasa yang sangat canggih."

"Burung biasa tidak akan bisa mencuri pesawat sebesar mobilmu tanpa meninggalkan jejak." Argumen Chickie .

"Benturan keras sewaktu mendarat di bumi setidaknya akan membuat kerusakan pada pesawat mereka." Simpul Edward.

"Apa kalian pernah menonton Red Invasion?” Kali ini Pirate yang berbicara. “Para Alien jahat datang ke bumi, tetapi ketika mereka menyadari burung-burung di bumi tidak sebodoh perkiraan mereka, mereka memutuskan untuk bersembunyi dan merencanakan sesuatu yang sangat licik dan mematikan." Tiba-tiba Pirate terbang ke atas meja, mengejutkan mereka semua.

"Seandainya bukan Cyborg pelakunya, instingku tetap tidak bisa berhenti mengatakan kalau ia masih ada di bumi dan bersembunyi di suatu tempat. Kedamaian sebulan ini justru sangat mengkhawatirkan." Robin terlihat serius sekali kali ini.

“Baiklah, kalau kalian sangat mengharapkan Cyborg menghancurkan bumi. Aku akan tutup mulut.” Kata Minky kesal karena ia kalah suara.

Pertemuan mereka malam itu berakhir lebih awal daripada biasanya. Minky tetap pada pendapatnya kalau Chickie, Edward, Minky, dan Robin terlalu terobsesi dengan imajinasi mereka. Robin mengucapkan selamat bersenang-senang di perkemahan besok, mereka berpencar dan kemudian kembali ke rumah masing-masing.

****

Ketika sampai dirumah, Robin menemukan Travel Plane X-20 di halaman belakang rumahnya. Mata Robin membelalak terkejut. Cyborg!? Pikir Robin dengan napas tertahan. Tiba-tiba pintu Travel Plane X-20 itu terbuka. Dua burung berwarna ungu-putih dan biru keluar dari dalam pesawat

"Dimana anak itu? Kenapa batang hidungnya belum kelihatan juga?" Gerutu Burung berwarna Ungu-Putih, kesal sekaligus tampak tidak sabaran.

“Bagaimana kalau kita makan O’Beans yang disimpan Robin sambil minum soda dulu didalam.” Ajak Burung berwarna biru dengan antusias. “Tadi aku lihat ada rasa Pepper Pepper, pasti pedas sekali rasanya.”

Burung ungu-putih it u melotot marah, “Ini semua gara-gara kau yang tidak bisa menutup mulut besarmu. Kita jadi harus berpergian dengan anak kaya yang suka ikut campur itu, bahkan harus menunggunya.”

Robin yang dari tadi berdiri tidak jauh dari Travel X Plane-20 berdeham keras. “Siapa yang kau maksud dengan anak kaya yang suka ikut campur, Simon.”

Burung ungu putih yang dipanggil Simon dan burung berwarna biru itu meloncat ke belakang, terkejut. Mereka menoleh ke arah Robin dengan ekspresi waspada sambil berpose ‘siap menyerang’.

Kedua burung itu ternyata adalah sepupu Robin yang eksentrik dan tergila-gila pada peradaban, Simon dan Bobby Blue. Simon sangat pemarah dan tidak bisa bergurau. Berbeda dengan kakaknya, Bobby Blue yang suka bercerita dan bergurau. Mereka datang untuk menjemput Robin ke Pulau Utara. Dua hari yang lalu sewaktu Robin chatting di Wohoo dengan Bobby Blue, Bobby menceritakan perjalanan terakhir mereka ke Piramida Geyes. Bagaimana ia dan simon hampir kehilangan nyawa sewaktu melewati perangkap-perangkap di dalam Piramida. Namun semua bahaya itu setimpal dengan apa yang mereka temukan: gambar-gambar di dinding sebuah makam.

"Sebentar lagi kami akan menemukan peradaban dari spesies asing yang telah musnah. Aku tidak bisa dengan tepat mengatakan nama spesies tersebut, karena itu Simon memberinya nama spesies asing. Spesies ini akan menunjukkan pada kita asal mula peradaban di bumi." Tulis Bobby Blue cepat di kotak chatnya.

Robin tercekat. Ia teringat ketika Witchie menceritakan bencana 200 tahun lalu dan fakta mengejutkan kalau nenek moyang mereka awalnya bukan burung melainkan spesies bernama manusia. Tapi sampai saat ini ia masih sulit mempercayainya. Cerita itu terlalu luar biasa untuk terjadi di dunia nyata.

Robin memutuskan ia harus ikut perjalanan Bobby dan Simon kali ini. Mereka akan pergi ke Pulau Utara untuk melanjutkan penelitian. Tetapi Bobby tidak mau mengajaknya karena perjalanan ini sangat berbahaya. Robin hanya akan mengganggu perjalanan mereka saja. Akhirnya Robin terpaksa menggunakan cara terakhir "Baiklah kalau kau tidak mau mengajakku, aku tidak bisa memaksa. Tetapi aku tidak tahu, apa aku bisa menjaga mulutku dengan baik atau tidak. Penemuan sehebat ini rasanya sayang sekali kalau tidak disebarluaskan di media."

Bobby tahu kalau Robin bisa melakukannya. Keluarga Robin kenal baik dengan beberapa wartawan yang bekerja di koran, majalah dan televisi. Para wartawan itu pasti akan senang sekali kalau ia menghubungi mereka. Akhirnya Bobby mengijinkan Robin ikut dengan mereka dengan syarat tidak boleh menjadi beban mereka.

“Sejak kapan kalian menggunakan Travel Plane X-20?” Tanya Robin curiga.

“Bagaimana? Keren, kan? Kami membelinya seminggu yang lalu.” Jawab Bobby Blue penuh kebanggaan.

"Kalau kau tidak percaya aku bisa menunjukan surat garansinya." Kata Simon kesal karena Robin mencurigai mereka mencuri pesawat itu.

Robin memasukan tas berpergiannya ke dalam bagasi Travel Plane X-20. Ia sendiri sudah mengenakan pakaian hangat lengkap. Ketika Travel Plane X-20 perlahan-lahan naik keatas, sedikit perasaan bersalah menelusup ke dalam hati Robin. Tidak ingin membuat Chickie, Pirate, Edward, dan Minky khawatir, Robin merahasiakan perjalanan yang menurut kedua sepupunya berbahaya ini. Robin berharap dapat menemukan apa yang mereka cari di Pulau Utara: kebenaran dari masa lalu.

****

Dengan susah payah Chickie menyeret ranselnya yang membengkak ketika bus sekolah tingkat 2 mereka telah sampai di perkemahan. Tanpa Chickie sadari, Geng Elvis mengikutinya dari belakang. Seringai jahat terkembang di wajah Elvis, diikuti suara kikikan tertahan dari Naughty, Hendrick, Stickman, dan Sanji. Ketika Chickie dengan keringat bercucuran sudah mencapai ambang pintu bus, Elvis menendang tas ransel Chickie.

Terdengar suara gedebuk keras dibarengi teriakan terkejut Chickie. Elvis, Naughty, Hendrick, Stickman, dan Sanji tertawa terbahak-bahak sampai terbungkuk-bungkuk melihat posisi mendarat Chickie yang memalukan.

"Ada apa ini?" Wali kelas Chickie menerobos dari kerumunan yang dengan cepat terbentuk mengelilingi Chickie. Ia menghampiri Chickie. Minky dan Pirate sudah berada disitu, membantu Chickie bangun.

"Chickie tersandung ransel rakasasanya sendiri, Miss!" Teriak Elvis cepat-cepat sebelum Pirate membuka mulutnya. Semua murid burung di dalam kerumunan tertawa mendengar perkataan Elvis. Setelah Wali kelas Chickie memperingatinya untuk lebih hati-hati, kerumunan pun bubar.

"Jelas-jelas Elvis menendangmu tapi ia malah membalikkan fakta." Kata Minky geram

"Mentang-mentang Pirate sedang sakit, mereka jadi berani mengganggumu lagi."

Ya, pagi ini tiba-tiba Pirate terkena flu berat. Pirate tidak bisa berhenti bersin dan matanya terus berair. Chickie dan Minky menatap Pirate prihatin. Pagi itu sampai menjelang sore anak-anak sekolah X benar-benar sibuk. Mereka mendirikan tenda, membersihkan bahan-bahan makanan, mengumpulkan kayu bakar, serta mengambil air dari sungai terdekat. Sewaktu Chickie seorang diri mengambil air di sungai, tiba-tiba ia merasa ada sesuatu yang mengawasinya. Ia menegakan tubuhnya dan mengawasi sekitarnya yang mulai ditelan kegelapan. Chickie terlonjak kaget ketika semak-semak liar disebrang sungai bergoyang. Ada sesuatu yang bergerak, pikir Chickie. Secara bersamaan Terdengar langkah kaki di belakangnya. Ia menoleh dan melihat Minky.

"Ada apa?" Tanya Minky tegang melihat wajah Chickie yang terkejut sewaktu melihatnya.

Chickie kembali menoleh ke seberang sungai. Semak-semak itu tidak bergerak lagi. "Tidak apa-apa. Mungkin angin." Mereka berdua kembali ke perkemahan. Api unggun sudah mulai dinyalakan. Chickie berusaha mengabaikan kejadian tadi dan bersenang-senang dengan membakar jamur-jamur yang mereka kumpulkan di sekitar perkemahan.

****

Robin dan kedua sepupunya yang sudah sampai di Pulau Utara, bermalam di sebuah gua es yang sangat dingin. Bobby Blue meninggalkan Travel Plane didekat pantai, tempat satu-satunya mereka bisa mendarat karena hampir seluruh pulau dipenuhi pegunungan es dengan tingkat ketinggian yang berbeda. Keesokan harinya mereka kembali melanjutkan perjalanan. Mereka mendaki lebih tinggi, melewati terowongan es yang fantastis dan berakhir di danau yang sudah membeku. Diseberang danau itu terdapat mulut gua yang sangat menarik perhatian. Bobby Blue dan Simon melompat-lompat menghampiri lubang gua dengan tidak sabar disusul Robin dibelakang.

"Krek!" tiba-tiba es yang terlihat sangat keras di bawah mereka retak. Dalam hitungan detik lapisan es amblas ke bawah, membawa Robin, Simon, dan Bobby Blue ke dalam danau yang sangat, sangat dingin. Simon mengerakkan sayapnya di dalam air, berusaha menggapai Robin yang tidak bisa berenang. Namun Robin yang hilang kesadaran terus meluncur ke bawah dengan cepat dan hilang ditelan kegelapan.


Tata Cara Bermain


Crazy Birds merupakan mainan gambar tempel berkarakter yang terdiri dari 200 macam tokoh/karakter burung yang sangat unik dan lucu, dan akan terus ada lagi tokoh/karekter yang baru akan diproduksi. Mainan Crazy Birds ini sangat cocok dijadikan koleksi bagi putera puteri Anda. 

Dalam 1 Pcs terdapat 1 tokoh/karakter Crazy Birds, yang sebelum di mainkan atau dikoleksi terlebih dahulu di rakit seperti puzzle berurutan. Cara bermain Crazy Birds ini seperti karambol dan maksimum 4 orang pemain.


Tata Cara Pembelian

Kirim SMS Ke No Handphone : 0878 544 288 79 (XL)
Format SMS :
Order#Nama Anda#Alamat#Kota#No. Telpon#Jenis Produk#Jumlah

Contok SMS :
Order#Indra#Jl.Jend Sudirman Blok CB No.1#Bandung#0812123456789#Mainan#4Box

Pembayaran Melalui Rekning BCA
Konfirmasi Pembayaran : 0878 544 288 79 (XL)

Facebook : Mainan Crazy Birds